Home > Game

Riot Games Sukses Tekan Pemain Smurfing di VALORANT

Tahun ini, VALORANT sukses menekan pemain nakal yang gunakan akun smurf.
Sumber: twitter/@PlayVALORANT
Sumber: twitter/@PlayVALORANT

IBUGAME -- Satu teknologi yang diterapkan VALORANT pada tahun ini adalah tindakan kepada pemain yang melakukan smurfing. Kita tahu, bahwa smurfing adalah tindakan kurang baik dari pemain VALORANT, dimana mereka menggunakan akun yang levelnya kecil, namun bermain layaknya profesional kelas atas.

Jelas keberadaan smurfing dalam VALORANT sangat mengganggu dan membuat pemain baru dan berperingkat rendah tidak mampu bermain dengan baik. Maka dari itu, Riot Games menindak para pemain nakal itu dengan segala upaya, supaya pemain lain bisa bermain dengan aman dan nyaman.

Sehubungan dengan itu, VALORANT membeberkan sejumlah hal terbaru seputar smurfing. Melalui keterangan resminya yang disampaikan oleh Insight Manager VALORANT, Brian Chang, ia menyebutkan beberapa hal penting khususnya pada tahun 2022 ini.

Rupanya, VALORANT telah berhasil menekan para pemain yang melakukan smurfing pada tahun ini. Brian mengungkapkan, timnya mempunyai persentase yang tinggi dalam mengendalikan pemain nakal, dalam hal menggunakan akun smurf. "Secara keseluruhan, jumlah smurf turun sekitar 17 persen dibandingkan dengan awal tahun," ucap Brian.

Dari angka yang sebesar itu, Brian dan timnya menerapkan dua metode. Yang pertama adalah mengukur tingkat pertandingan stomp, saat satu tim menang dengan 8 ronde atau lebih. Metode ini, kata Brian, menyasari pemain yang tidak menggunakan akun smurf dan juga pemain normal pada umumnya. "Target kami adalah untuk mendapatkan angka tingkat stomp ini mendekati tingkat stomp non-smurf normal," tuturnya.

Terlebih lagi, metode stomp ini diujicobakan dengan menyesuaikan matchmaking rating (MMR) kepada 50 persen smurf yang terdeteksi, dan membiarkan 50 persen lainnya. "Ini dilakukan untuk menentukan apakah penyesuaian yang dibuat benar-benar berdampak material terhadap keadilan," jelas Brian.

Dari metode yang dilakukannya, terlihat sejumlah gambaran dimana 50 persen smurf yang terdeteksi berada dalam kelompok 1 persen tingkat stomp. Sementara yang 50 persen lainnya dan masih dalam metode stomp, berada di angka 25 persen.

Sementara pada metode kedua yang digunakan adalah membuat perubahan khusus yang fungsinya menurunkan dorongan pemain untuk membuat akun smurf. Metode ini diterapkan pada mode kompetitif 5v5 VALORANT, tepatnya pada patch 3.10 silam.

Namun metode ini dianggap kurang efektif. Pemain VALORANT menilai metode ini dianggap kurang adil dalam bermain. Ditambah lagi, tidak ada perbedaan besar dari sebelum diterapkannya pada patch 3.10 dan sesudahnya. Walaupun begitu, Brian menilai metode ini mampu mengurangi pemain yang menggunakan akun smurf, terutama pada permainan kompetitif 5v5. Menurutnya, data yang dimilikinya menunjukkan tren keadilan bermain tidak menurun.

"Faktanya, skor pertandingan grup berlima menjadi lebih imbang setelah perubahan ini diterapkan, karena pemain bermain lebih sedikit di smurf dan lebih banyak di akun utama, matchmaking jadi lebih mudah untuk memastikan pertandingan yang adil," sebut Brian.

Dari metode yang dilakukan Brian dan timnya dalam hal menekan pemain smurfing dalam VALORANT, justru berhasil. Pada tahun ini, Brian sukses mengurangi aktivitas pemain yang menggunakan akun smurf, yang telah dieebutkan di awal. Selain itu, ia melihat beberapa aspek penting dalam upaya pengurangan yang dilakukan.

"Kami melihat pengurangan keseluruhan dalam akun sekunder, dan khususnya, pengurangan paling tajam terjadi saat kami meluncurkan berbagai inisiatif yang disebutkan sebelumnya," sambung Brian.

Walaupun sukses, namun ini menjadi pekerjaan rumah bagi VALORANT, terutama untuk tahun depan. Artinya, sistem dan metode untuk mengurangi pemain nakal akan kembali diterapkan pada tahun 2023 nanti. Akan ada beberapa hal yang akan dilakukan Brian dan timnya. Dengan kata lain akan ada beberapa rencana dan upaya untuk menekan pemain nakal yang melakukan smurfing. Tidak menutup juga pemain yang menggunakan akun boosting, jual-beli akun, rank instan, atau hal kurang elok lainnya.

"Meskipun banyak upaya yang sudah dikerjakan demi mengatasi masalah ini, kami tahu masih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk memastikan bahwa pengalaman kompetitif VALORANT kamu menyenangkan dan adil," tutup Brian.

× Image