Lansia Asal Jepang Buka Kafe di Ukraina, Gratis!
IBUWARUNG -- Ada-ada saja cara seseorang memberikan dukungan pada negara yang tengah berperang. Salah satunya Fuminori Tsuchiko.
Ketika tiba di kota Kharkiv, Ukraina timur tahun lalu, dia mengatakan ingin melakukan apa saja untuk membantu orang-orang setelah invasi Rusia. Tergerak oleh penderitaan penduduk yang dipaksa oleh penembakan Rusia untuk berlindung di stasiun kereta bawah tanah, warga negara Jepang berusia 75 tahun dari Tokyo itu memutuskan untuk tetap tinggal.
Selama berbulan-bulan, katanya, dia tinggal di stasiun metro dan bekerja sebagai sukarelawan membagikan makanan di kereta bawah tanah. Dia dan seorang warga Ukraina yang dia temui di stasiun kini telah membuka kafe gratis di lingkungan Saltivka Kharkiv, terutama berkat apa yang dia katakan sebagai sumbangan yang diberikan oleh orang Jepang melalui media sosial.
"Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember - (selama) tujuh bulan saya tinggal di metro, bawah tanah, tidur atau makan, dan bersama (dengan) banyak, banyak orang Ukraina," kata Tsuchiko, dilansir Reuters pada Sabtu (29/4/2023).
'FuMi Caffe' melayani sekitar 500 orang sehari, katanya.
Tsuchiko mengatakan dia telah mengunjungi Ukraina sebagai turis pada Februari 2022, ketika kedutaan Jepang mendesaknya untuk pergi saat Rusia bersiap untuk menyerang. Dia pergi ke ibu kota Polandia, Warsawa, tetapi mengatakan dia kembali dua bulan kemudian.
Seorang pengunjung kafe, Anna Tovstopyatova, mengatakan dia datang untuk memberikan sumbangan. "Senang sekali ada orang yang begitu tulus dengan hati dan jiwa terbuka, yang mengorbankan hidup dan waktu mereka untuk membantu dan memberi harapan," kata Tovstopyatova.
Kharkiv menahan pasukan Rusia dan pasukan Ukraina kemudian mendorong pasukan Rusia kembali ke perbatasan. Meskipun mundur, serangan Rusia di kota terus berlanjut.