Pemerintah Inggris Larang Pemberian Obat Penghambat Pubertas pada Anak Usia di Bawah 18 Tahun, Ini Alasannya
INFOREMAJA.ID - Inggris mulai memberlakukan aturan larangan pemberian penghambat pubertas kepada anak di bawah 18 tahun.
Aturan larangan tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Inggris, Wes Streeting, yang dilansir pada BBC pada Senin (16/12/2024).
Streeting mengungkapkan di depan Anggota Parlemen, bahwa larangan itu akan dilaksanakan pada Mei 2025 hingga waktu yang belum ditentukan.
“Perawatan kesehatan anak-anak harus selalu berdasarkan bukti,” kata Streeting.
Aturan ini dilakukan berdasarkan konsultasi dan menerima saran dari Komisi Obat-obatan Manusia. Lembaga tersebut menilai, bahwa obat-obatan penghambat pubertas disinyalir sebagai skandal.
Lebih lanjut, ahli dari Komisi Obat-obatan Manusia menyebutkan, memberi resep obat tersebut kepada anak di bawah 18 tahun adalah sesuatu yang tidak bisa diterima.
"Merupakan skandal bahwa obat diberikan kepada anak-anak yang rentan tanpa bukti bahwa obat tersebut aman atau efektif," ujar Streeting.
“Komisi ahli independen untuk Pengobatan Manusia menemukan bahwa jalur peresepan dan perawatan saat ini untuk disforia dan ketidaksesuaian gender menghadirkan risiko keselamatan yang tidak dapat diterima bagi anak-anak dan remaja,” lanjutnya.
Dibalik itu, gebrakan yang dilakukan streeting mendapat pro dan kontra. Beberapa Anggota Parlemen Inggris mendukung aturan larangan tersebut, dan memuji integritas dari Menteri Kesehatan tersebut.
Kelompok kampanye Sex Matters, Hellen Joyce menyebutkan, Menteri Kesehatan tersebut memperlihatkan keberanian dalam mengubah aturan larangan tersebut.
"Wes Streeting telah menunjukkan integritas dan keberanian dalam mengganti larangan sementara dengan larangan yang tidak terbatas," sebutnya.
“Ini menandai langkah lain menuju penghambat pubertas yang terdegradasi ke dalam babak sejarah yang memalukan, di mana orang tua dan profesional kesehatan diperas secara emosional untuk menyakiti anak-anak atas nama ‘kemajuan’,” sambung Joyce.
Sebaliknya, ada juga beberapa Anggota Parlemen yang tidak setuju dengan aturan larangan tersebut, dan menyebutnya sebagai diskriminasi.
Keine Walker dari TransActual mengatakan larangan tersebut bersifat diskriminasi yang jelas dan sederhana.
“Bukti mengenai dampak buruk dari larangan sementara ini terus bermunculan, dan akan semakin bertambah setelah larangan tersebut diberlakukan secara permanen,” ungkap Keine.
Sementara itu, Inggris telah memberlakukan larangan pemberian penghambat pubertas kepada anak di bawah 18 tahun, pada pemerintahan Konservatif yang terakhir.
Aturan tersebut berlaku pada waktu yang sementara. Namun, Steering memperbarui aturan larangan tersebut sebanyak dua kali.
Ia menambahkan, Layanan Kesehatan Nasional Inggris akan terus menjalankan uji klinis penggunaan penghambat pubertas, kepada anak di bawah 18 tahun.
Kendati demikian, larangan ini akan kembali ditinjau ulang pada 2027 nanti, mengingat terdapat bukti baru yang muncul.