Home > Info Sehat

Dokter Spesialis Paru RS Universitas Airlangga Beberkan Bahaya Pneumonia

Pneumonia disebabkan terhambatnya udara yang masuk oleh cairan nanah.
Sumber:  Getty Images/iStockphoto/Natali_Mis
Sumber: Getty Images/iStockphoto/Natali_Mis

INFOREMAJA.ID - Seringkali anak muda sekarang, pulang ke rumah pada waktu diatas 10 malam. Hal ini terjadi dimana anak muda baru pulang kerja, dan melakukan kegiatan kampus.

Tidak itu saja, mereka seringkali pulang malam usai berkumpul dengan teman-teman sebayanya di suatu tempat.

Padahal, banyak bahaya yang terjadi apabila anak muda pulang terlalu malam, sehabis melakukan kegiatan di atas.

Salah satunya adalah penyakit Paru-Paru Basah atau Pneumonia, yang mana paru-paru terisi oleh cairan nanah atau sekresi.

Dibalik itu, terdapat bahaya apabila seseorang terdampak Paru-Paru Basah, yang dijelaskan oleh Dokter Spesialis Paru-Paru Rumah Sakit Universitas Airlangga, Kudiarto, pada Selasa (31/12/2024) kemarin.

Menurutnya, Pneunomia disebabkan oleh terhambatnya udara yang masuk ke dalam paru-paru oleh cairan nanah.

“Cairan menghambat keluar masuknya udara, sehingga keluhan pertama yang muncul adalah sesak nafas,” ujar Kudiarto.

Gejala di atas bisa menyebabkan tada infeksi dan memunculkan penyakit lain seperti batuk, demam, hingga nyeri dada.

Masuknya kuman ke dalam paru-paru, bisa juga mengindikasikan penyebab Pneunomia pada seseorang.

“Kuman ini terdiri atas bakteri, jamur, dan virus, kecuali virus penyebab TBC,” sebut Kudiarto.

Ia menjelaskan, saat seseorang memasuki fase usia dewasa muda, bakteri seringkali menjadi penyebab penyakit tersebut.

Bakteri yang masuk digolongkan dalam dua kelompok, yaitu bakteri tipikal dan atipikal. Bakteri tipikal dapat membuat seseorang mengalami gejala umum dari Pneunomia.

Sementara bakteri atipikal munculkan gejala yang tidak umum bagi penderitanya, di antaranya kurang enak badan, diare, hingga mual.

Bahkan Kurdianto menilai, Pneunomia adalah penyakit yang berbahaya dan WHO menetapkan Paru-Paru Basah penyumbang terbanyak kematian pada balita.

“Sayangnya, pneumonia dianggap sebagai salah satu penyakit yang terabaikan di negara-negara berkembang, seperti Indonesia,” ungkapnya.

Kendati demikian, Dokter Spesialis Paru-Paru Rumah Sakit Universitas Airlangga itu membeberkan pencegahan dari Pneumonia.

Menurutnya, penegahan Pneumonia menyesuaikan gejala-gejala yang terjadi dalam penyakit tersebut.

Ditambah lagi, mencegah Pneumonia terdiri dari enam rantai, yang mencakup kuman itu sendiri, tempat asal kuman, hingga kekuatan imun seseorang.

“Jika penyebabnya bakteri, akan diberikan antibiotik. Jika jamur, maka akan diberikan antijamur. Lalu jika penyebabnya virus, maka akan diberikan antivirus,” tutup Kurdianto.

× Image