Home > Curhat

Lima Alasan Gen Z Mampu Bertahan di Dunia Kerja

Perlu sejumlah pendekatan antara atasan perusahaan dengan pegawai Gen Z.
Ilustrasi pekerja Gen Z. (Sumber: dok. GueMuda)
Ilustrasi pekerja Gen Z. (Sumber: dok. GueMuda)

INFOREMAJA.ID - Dunia kerja saat ini dihadapkan dengan banyaknya Gen Z yang kesulitan beradaptasi dengan pekerjaan yang dilakukan mereka.

Gen Z yang sudah memasuki dunia kerja, membawa budaya kerja yang berbeda dalam suatu perusahaan, yaitu bekerja dengan bantuan teknologi.

Mereka terkadang kesulitan menyesuaikan diri dengan suatu perusahaan yang menerapkan budaya kerja tradisional. Kesulitan tersebut berimbas kepada tingginya angka pemutusan kerja pada suatu perusahaan.

Hal ini didukung dengan survei pada Agustus 2024 lalu, yang menyebutkan 60 persen atasan perusahaan telah melakukan PHK kepada Gen Z, dalam kurun waktu beberapa bulan bekerja.

Gen Z memang kelompok kerja yang mempunyai karakter sifat yang berbeda daripada generasi lain. Tetapi mereka rentan terhadap lingkungan kerja suatu perusahaan yang tradisional.

Dibalik itu, tidak semua Gen Z yang berakhir dengan PHK. Ada juga yang masih bertahan di suatu perusahaan dengan lingkungan kerja yang seperti itu.

Pertanyaannya, apa yang menahan mereka bisa bertahan pada perusahaan dengan lingkungan kerja seperti itu? Bagaimana peran atasan untuk membantu mereka beradaptasi dengan budaya kerja berbeda?

Berikut adalah penjelasannya, yang dilansir dari Forbes.

1. Generasi Z Menunjukkan Kesadaran Emosional yang Lebih Tinggi

Generasi ini dipandang sebagai generasi yang paling sadar diri secara emosional, dan membantu mereka terhubung kepada rekan kerja lain, serta mengadvokasi kesehatan mental mereka.

Orang lain juga berpandangan, bahwa Gen Z berupaya memisahkan emosional pribadi dari dinamika perusahaan, namun solusi konflik yang efektif bisa jadi mustahil apabila atasan perusahaan menolak permasalahan tersebut dengan mengedepankan empati.

Survei pada 2024 lalu menyebutkan, lebih dari 80 persen pekerja Gen Z alami kelelahan di perusahaan tempat mereka bekerja. Namun sebaliknya, survei lain pada tahun yang sama, 18 persen atasan perusahaan di Amerika Serikat, mempertimbangkan untuk berhenti yang disebabkan stres dalam mengelola pekerja Gen Z.

Walaupun begitu, kunci permasalahan antara atasan perusahaan dan pekerja Gen Z adalah keseimbangan antara empati dan profesionalisme. Kunci tersebut bisa berdampak kepada terciptanya lingkungan kerja yang sehat, dengan menciptakan ruang dan waktu untuk menyuarakan kekhawatiran mereka, dan memastikan suasana profesional selama pekerjaan yang kritis.

Lanjut baca ke halaman berikutnya...

× Image