Tiga Poin yang Diinginkan Pekerja Gen Z dalam Lingkungan Kerja
INFOREMAJA.ID - Setiap tahunnya, dalam suatu perusahaan dipastikan terdapat pekerja yang berada di Generasi Z, atau seringkali dikenal sebagai Gen Z.
Gen Z adalah wajah baru khususnya di dunia kerja, dimana mereka membawa tradisi atau budaya yang berbeda dibandingkan pekerja generasi sebelumnya.
Gen Z memang membawa pengaruh berbeda dalam lingkungan tempat kerjanya. Pengaruh ini mencakup kepada terdapat karakteristik unik yang mereka bawa ke dalam lingkungan kerja.
Bahkan, pengaruh dan budaya kerja yang dibawa oleh Gen Z menabrak budaya kerja tradisional, dalam suatu perusahaan. Ini juga berbuntut kepada munculnya nilai-nilai yang berbeda dari yang dilakukan oleh pekerja generasi sebelumnya.
Hal itu selaras dengan ucapan Chief Human Resources Officer Xactly, Megan Ackerson, yang dilansir dari Forbes pada Kamis (2/1/2025).
“Karyawan Gen Z membentuk kembali tempat kerja dengan cara yang mendalam, memperkenalkan perspektif dan nilai-nilai baru yang secara signifikan memengaruhi operasi perusahaan dan keterlibatan karyawan,” katanya.
“Sebagai pendatang baru di dunia kerja, ide dan harapan mereka mengharuskan para pemimpin bisnis untuk menata kembali praktik lama, bagaimana kita meningkatkan budaya tempat kerja, dan bagaimana kita mendefinisikan produktivitas,” sambung Megan.
Dibalik itu, Megan membeberkan tiga poin penting yang mereka bawa ke dunia kerja. Poin pertama adalah transparansi dari perusahaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Perusahaan-perusahaan pada umumnya membawa budaya tradisional yang diterapkan hingga sekarang. Termasuk juga dengan komunikasi yang terkesan berputar-putar, hingga membuat pekerja Gen Z tidak paham.
Namun, Gen Z justru memahami gaya komunikasi yang lugas tanpa harus berputar-putar. Mereka lebih memahami gaya komunikasi yang seperti itu, ketimbang budaya komunikasi tradisional.
"Dengan kata lain, mereka menginginkan keterusterangan dan tidak dibiarkan bertanya-tanya apakah ada agenda tersembunyi," ungkap Megan.
Gaya komunikasi yang diinginkan Gen Z, punya tujuan tersendiri. Mereka ingin menjadi bagian dari komunikasi dan memberikan dampak. Gen Z juga mampu menerima berbagai masukan yang disampaikan kepadanya.
“Mereka cenderung memperoleh masukan, opini, dan kontribusi yang beragam. Perilaku ini dibentuk oleh generasi yang memiliki akses ke sejumlah besar data, fakta, dan pengetahuan. Mereka mengharapkan kejelasan dan kejujuran karena mereka dapat dengan cepat meneliti ketidakakuratan,” lanjutnya.
Poin kedua adalah keseimbangan kesehatan mental. Megan mengatakan, Gen Z lebih memprioritaskan hal tersebut bagi mereka. Mereka seringkali vokal atas kesehatan mental di lingkungan kerja, dan juga fisik.
“Dukungan ini mendorong banyak organisasi untuk menata ulang program kesejahteraan yang komprehensif dan pengaturan kerja yang fleksibel,” tuturnya.
Ia menilai, pemimpin perusahaan harus memprioritaskan penanganan kesehatan mental kepada Gen Z, ini juga berpengaruh kepada meningkatnya kolabrasi dan produktivitas mereka, dalam bekerja.
“Dengan mempromosikan integrasi kehidupan kerja yang sehat, kita dapat mengurangi kelelahan dan melibatkan tenaga kerja yang lebih termotivasi dalam suasana yang mendukung,” kata Megan.
Poin tekrahir adalah, menerapkan teknologi dalam pekerjaan yang dilakuka Gen Z. Megan yakin, bahwa Gen Z akan mengambil peran utama dalam penerapan teknologi dalam suatu pekerjaan.
“Gen Z pada akhirnya akan mendorong transformasi melalui adopsi digital di seluruh tempat kerja dan industri, menemukan lebih banyak peluang bagi perusahaan dan industri untuk berkolaborasi dan meningkatkan produk dan layanan,” ujarnya.
“Tumbuh di era digital, Gen Z adalah generasi pertama yang memandang internet dan teknologi digital sebagai aspek integral dalam kehidupan mereka," sambung Megan.
Kendati demikian, penggunaan teknologi digital dalam suatu pekerjaan, kedepannya akan menetapkan standar baru di lingkungan kerja mereka.