Psikolog Ingatkan Bahaya Berita Negatif bagi Kesehatan Mental

INFOREMAJA -- Psikolog Klinis Nena Mawar Sari menyarankan masyarakat untuk menyaring informasi maupun berita negatif yang berkembang, termasuk di media sosial, guna mencegah gangguan kesehatan mental.
“Hati-hati, hal tersebut (berita negatif) bisa membuat kita overwhelmed, bahkan menjadi stres, lalu berkembang menjadi masalah kesehatan mental lainnya. Kata kuncinya hanya satu, yaitu filter,” ujar Psikolog Klinis RSUD Wangaya Kota Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu.
Ia mengingatkan masyarakat untuk memilah dan memilih berita yang benar-benar bermanfaat. Terutama informasi yang bisa membantu masyarakat tumbuh dan berkembang, bukan yang justru membuat pikiran sesak.
“Ingat, kesehatan kita lebih penting daripada apa pun,” imbaunya.
Bagi orang yang sudah terlanjur terpapar berita negatif, Nena menyarankan untuk melakukan jeda sejenak dari aktivitas dengan cara mengatur napas serta mempertimbangkan perlu atau tidaknya menyimpan informasi tersebut.
“Kita coba mengatur napas lebih lambat dan berpikir, apakah informasi ini perlu saya simpan atau tidak,” katanya.
Selain itu, ia menyarankan agar berbincang dengan orang terdekat mengenai hal-hal ringan, lucu, dan menyenangkan sebagai cara merilis emosi.
Upaya lain yang bisa dilakukan yakni “berpuasa” dari konten negatif, dengan mengistirahatkan diri dari media sosial, serta melakukan aktivitas fisik agar energi tersalurkan dan tidak hanya terpaku pada gawai.
Belakangan ini, pemberitaan dalam negeri diwarnai berbagai informasi yang dianggap melelahkan, mulai dari pejabat yang tertangkap operasi tangkap tangan KPK, kasus kriminal, hingga kerusuhan demonstrasi. Di media sosial, sejumlah warganet mengeluhkan rasa lelah akibat banjir informasi mengejutkan setiap hari, sembari berharap kondisi Indonesia segera membaik.
Sementara itu, Psikolog Klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra Putranto, mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan mental bagi siklus kehidupan manusia.
Kasandra menjelaskan, konstitusi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kesehatan adalah kondisi sejahtera secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, bukan sekadar bebas dari penyakit maupun kelemahan.