Dosen Psikologi Unair Beri Tips Mengelola Stres di Akhir Tahun
INFOREMAJA.ID - Hanya tersisa dua hari lagi, pergantian tahun 2024 ke 2025 akan jatuh pada Selasa besok.
Dibalik itu, para pekerja sudah mulai menghadapi tingginya tekanan yang didapat dan harus menyelesaikan target yang semakin meningkat.
Hal tersebut jelas berdampak kepada meningkatnya pemicu stress bagi para pekerja, baik secara profesional maupun pekerja lepas.
Melihat fenomena tersebut yang terjadi pada akhir tahun ini, dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Atika Dian Ariana, memeberkan cara ampuh mengelola stres pada penghujung 2024.
Hal pertama yang disebutkan Atika adalah mempersiapkan diri untuk sesuatu yang buruk.
Menurutnya, pekerja seringkali menghadapi tidak cukupnya waktu yang didapat dalam mencapai resolusi di akhir tahun ini.
Alasan tersebut menjadi pemicu utama yang menyebabkan stress, hingga cenderung menekan diri sendiri.
Akhirnya, waktu yang tidak cukup mempengaruhi kepada kesehatan mental pekerja itu sendiri.
“Sebenarnya, semua berawal ketika membuat resolusi. Kita juga harus bersiap untuk ketidakberhasilan. Jadi, persiapan mentalnya bukan hanya bagaimana bila saya berhasil, sehingga ada beberapa plan. Bisa disebut sebagai mitigasi risiko untuk menerima, karena beberapa hal memang bukan menjadi jalan kita,” sebut Atika dilansir dari unair.ac.id pada Sabtu (28/12/2024).
Selain tidak cukup waktu, tuntutan dan evaluasi kerja akhir tahun menjadi pemicu lainnya bagi para pekerja.
“Di dunia kerja, seringkali tekanan muncul karena target kerja atau evaluasi tahunan di berbagai institusi,” sambung Atika.
Tips kedua adalah melakukan pengelolaan stres. Atika menyarankan, para pekerja harus memberikan kegiatan yang nyaman untuk diri mereka.
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk menyalurkan stres di penghujung tahun ini.
“Lakukan sesuatu yang sifatnya comforting shooting untuk kita. Boleh kita menyalurkannya dengan cara menggambar, menulis jurnal, atau melakukan kegiatan seni lain yang menenangkan,” ujarnya.
Jika pekerja tidak bisa melakukan secara mandiri, berkomunikasi dengan lingkungan bisa menjadi opsi yang efektif untuk mengurangi tekanan pekerjaan.
“Diskusi atau sekadar curhat dengan orang terdekat, bisa membantu kita merasa lebih ringan. Atau jika dirasa stres terlalu menekan, silahkan untuk diskusi dengan profesional,” lanjut Atika.
Terakhir, untuk mengurangi stres tekanan pekerjaan di akhir tahun adalah dengan cara merefleksi diri.
Atika menilai, cara ini mampu membantu pekerja melakukan orientasi kepada tujuan yang ingin dicapai.
“Dengan jeda ini, kita dapat menyadari makna dari apa yang telah kita capai. Dengan begitu, kita tidak seperti robot yang hanya mengejar target tanpa menikmati prosesnya,” tuturnya.
Ia menambahkan, pekerja harus memberikan apresiasi terhadap pencapaian yang diraih, meski sekecil apapun. Ini efektif mampu menjaga kesehatan mental.
“Persiapkan rencana dengan fleksibilitas, sehingga kita siap menghadapi apa pun hasilnya,” tutup Atika.