Persaingan Ketat dan Lowongan Kerja Bodong Menjadi Tantangan Gen Z dalam Mencari Pekerjaan di Indonesia

INFOREMAJA.ID - Gen Z adalah generasi yang kini kesulitan dalam mencari pekerjaan, bahkan kesulitan mendapat pekerjaan yang diinginkan. Mereka kerap merasakan kesulitan-kesulitan tertentu untuk mendapat pekerjaan di Indonesia.
Tidak hanya itu, Gen Z yang sudah berhenti dari pekerjaan sebelumnya dan mencari pekerjaan baru, turut merasakan hal yang sama. Hampir berbulan-bulan lamanya mereka tak kunjung mendapatkan pekerjaan baru.
Dibalik itu, terdapat tantangan yang dirasakan oleh hampir semua Gen Z, khususnya dalam mencari pekerjaan. Hal itu diungkap oleh Co-founder PT Atma Meraki Nusantara, Susan Suhargo pada Rabu (5/3/2025) kemarin, melalui webinar Departemen Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) Universitas Airlangga (UNAIR).
Ia mengungkapkan, terdapat dua alasan kenapa Gen Z di Indonesia kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan. Menurut Susan, persaingan yang sangat ketat dan banyaknya lowongan kerja bodong merupakan tantangan yang umum terjadi di dunia kerja.
Bahkan perkembangan teknologi turut membuat para Gen Z semakin kesulitan, untuk mencari pekerjaan.
“Persaingan ini semakin diperketat dengan kemajuan teknologi seperti AI hingga automasi,” sebut Susan dalam keterangan resmi.
Ia melanjutkan, Gen Z seringkali mendapat stigma negatif dari masyarakat umum, karena dianggap terlalu kritis dalam menyampaikan keluh kesah melalui media sosial.
Meskipun begitu, tantangan-tantangan tersebut justru menjadi pemicu Gen Z untuk berkembang, dan menjadi pribadi yang kompetitif di dunia kerja.
“Ingat, di saat kondisi susah kalau orangnya mampu itu bisa menciptakan kesempatan,” tutur Susan.
Tentu dalam menghadapi tantangan tersebut, Susan membeberkan beberapa strategi yang harus digunakan Gen Z. Strategi tersebut menjadi modal mereka untuk menghadapi dunia kerja.
Tidak hanya itu, Gen Z juga harus meningkatkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Mulai dari analytical thinking, motivasi dan self-awareness.
Bahkan, Gen Z turut meningkatkan keterampilan yang lain, di antaranya digital native, kreatif, dan mudah beradaptasi.
“Motivasi diri untuk mau berjuang ketika prosesnya susah dan tidak mempunyai mindset instan,” ujar Susan.
“Kalian itu sangat digital native, mau dilempari platform apapun setengah jam sudah fasih. Kemudian, kreatif dan mudah beradaptasi. Inilah hal-hal yang perlu kalian tonjolkan dan kalian bawa untuk membangun karir,” sambungnya.
Susan menekankan, Gen Z harus pandai melihat potensi dunia kerja untuk sekarang ini. Artinya, mereka harus bisa melihat pekerjaan apa yang sedang diincar atau sedang naik daun.
Terlebih lagi, potensi tersebut memberikan peluang yang bagus bagi Gen Z, dan memberikan jenjang karir yang lebih baik kedepannya.
“Di industri yang sedang berkembang, banyak tempat yang kalian bisa loncat kesana,” tutup Susan.