Cara Orang Tua dan Sekolah Bekerja Sama Lindungi Mental Remaja

INFOREMAJA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya kerja sama antara orang tua dan sekolah agar kesehatan mental remaja tetap terjaga. Hal ini dibutuhkan karena masa remaja penuh dengan tantangan, mulai dari pubertas sampai masalah pergaulan.
Anggota Satgas Remaja IDAI, dr. Braghmandita Widya Indraswari, Sp.A, mengatakan sekolah dan orang tua adalah lingkungan terdekat remaja. Karena itu, keduanya harus peka terhadap perubahan yang terjadi pada anak.
“Kolaborasi itu penting. Kesehatan mental remaja bukan hanya tanggung jawab guru atau orang tua saja. Semua pihak harus bekerja sama, termasuk konselor jika ada di sekolah,” ujarnya dalam seminar daring di Jakarta, yang dikutip Rabu 20/8/2025).
Menurut Braghmandita, keluarga sebaiknya menjadi ruang aman bagi remaja. Caranya dengan membangun komunikasi terbuka dan mengajarkan anak untuk mengenali serta mengelola emosinya.
“Remaja tidak boleh takut atau malu pada orang tuanya. Kalau ada masalah, mereka harus merasa aman untuk bercerita dan tahu ke mana mencari pertolongan,” jelasnya.
Selain itu, orang tua perlu memberi dukungan aktif, seperti apresiasi dan motivasi, agar anak merasa dihargai. Dengan begitu, ketika remaja menghadapi masalah, keluarga bisa menjadi tempat pertama mencari solusi yang nyata, bukan justru solusi menyesatkan dari teman sebaya.
“Remaja cenderung lebih percaya pada teman sebayanya. Padahal, belum tentu teman bisa memberi solusi yang tepat. Bahkan, kadang justru memberi saran yang negatif,” kata Braghmandita.
Di sisi lain, sekolah juga berperan besar. Lingkungan sekolah harus inklusif, bebas dari perundungan maupun diskriminasi. Guru pun sebaiknya tidak memberi tekanan berlebihan pada siswa, dan peka jika ada murid yang mengalami perubahan perilaku.
“Karena sebagian besar waktu remaja dihabiskan di sekolah, guru bisa jadi orang pertama yang menyadari adanya masalah pada siswanya,” tambahnya.
Kesehatan mental remaja sangat penting untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang kuat. Namun, saat ini jumlah remaja yang mengalami masalah mental semakin meningkat.
Data WHO menyebutkan, 1 dari 7 remaja di dunia mengalami masalah kesehatan mental. Di Indonesia, survei I-NAMHS 2022 menunjukkan sekitar 15,5 juta remaja atau 34,9 persen menghadapi masalah kesehatan mental.
Karena itu, kolaborasi semua pihak—orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar—sangat penting agar remaja bisa tumbuh sehat, percaya diri, dan menjadi generasi yang berkualitas di masa depan.
Sumber: ANTARA