70 Persen Anak Indonesia Terlambat Terdiagnosis Diabetes Tipe 1

INFOREMAJA — Sebanyak 70 persen anak Indonesia usia di bawah 18 tahun terdiagnosis terlambat menderita diabetes tipe 1. Hal itu diungkapkan oleh Dokter Subspesialis Endokrinologi Anak RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Aman Bhakti Pulungan.
“Kita masih 70 persen pasien terdiagnosis telat dengan adanya ketoasidosis diabetik (KAD). Ini bisa berakibat fatal bahkan menyebabkan kematian,” kata Aman dalam diskusi bersama media di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Menurut Aman, negara dengan sistem kesehatan yang baik semestinya memiliki angka KAD di bawah 20 persen. Pasien yang datang dengan kondisi KAD biasanya mengalami gula darah sangat tinggi, muntah, sesak napas, bahkan tidak sadarkan diri. Bila tidak segera ditangani, risikonya bisa berujung pada kematian.
Ia menambahkan, keterlambatan diagnosis terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang diabetes tipe 1 pada anak. Selain itu, masih banyak tenaga kesehatan yang keliru mendiagnosis penyakit tersebut.
“Pasien datang bisa dianggap asma, usus buntu, atau pneumonia. Bahkan ada kasus sampai dioperasi usus buntu, padahal sebenarnya diabetes tipe 1,” ungkap Aman.
Aman menjelaskan, diabetes tipe 1 berbeda dengan diabetes tipe 2 yang biasanya berkaitan dengan faktor keturunan. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang salah satunya dapat dipicu oleh infeksi virus.
Karena itu, ia menilai pemahaman mengenai diabetes tipe 1 harus menjadi tanggung jawab bersama, baik masyarakat maupun tenaga medis. “Semua dokter umum harus paham tentang diabetes tipe 1. Mereka harus bisa mengenali dan segera memberikan penanganan insulin, tanpa menunggu rujukan,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen, Aman memimpin program Changing Diabetes in Children (CDiC), yang bertujuan mendata anak-anak dengan diabetes tipe 1 di seluruh Indonesia. Program ini juga membantu pasien anak memperoleh akses terhadap insulin, alat pemantauan gula darah, edukasi, serta pendampingan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Sumber: Antara